Jumat, 22 Maret 2019


RAID Disc
RAID (Redundant Array of Independent Disk)
1. RAID adalah sekumpulan disk drive yang dianggap sebagai sistem tunggal disk.
2. Data didistribusikan ke drive fisik array.
3.Kapasitas redunant disk digunakan untuk menyimpan informasi paritas, yang menjamin
recoveribility data ketika terjadi masalah atau kegagalan disk.
  RAID (Redundant Array of Independent Disk) yaitu sebuah cara untuk menggabungkan set disk drive yang kemudian data tersebut didistribusikan di seluruh drive fisik array.
  Tujuannya selain akan mendapatkan kapasitas yang berlebih, tetapi juga dapat membangun perlindungan data dengan fungsi redudansi/melakukan duplikasi data dalam drive tambahan. Dengan adanya RAID, keamanan data akan terjaga jika terjadinya error atau data hilang karena data tersebut masih akan tetap tersedia dengan aman.
     Seiring berjalannya waktu, RAID memiliki level yang meningkat dan sampai sekarang RAID terdiri dari 6 level. Berikut singkatnya :


RAID level 0 menggunakan kumpulan disk stripping tanpa adanya redudansi untuk meningkatkan kinerja sehingga masih disebut bukan anggota sejati RAID. Jadi hanya menyimpan data ke dalam disk. Kelebihannya yaitu akses data transfer sangat cepat karena bisa dilakukan secara paralel, sedangkan kekurangannya yaitu akses perblok tidak ada pengingkatan karena tidak adanya back-up data dengan redudansi.


RAID level 1 merupakan disk mirroring, yaitu menduplikat tanpa striping setiap disk dengan begitu dapat meningkatkan kinerja atau dengan kata lain memiliki redudansi, tetapi jumlah disk yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat, sehingga biaya menjadi mahal. Kelebihannya yaitu memiliki back up untuk tiap disk dan apabila terjad kerusakan dapat dilakukan perbaikan karena adanya mirror, sedangkan kekurangannya seperti yang sudah disebut sebelumnya yaitu biaya menjadi mahal karena membutuhkan disk 2 kali lipat dari biasanya.



RAID level 2 menggunakan teknik akses paralel. Tingkat stripping sangat kecil. Kelebihannya yaitu daoat membentuk kembali data yang rusak dengan error correcting code (ECC) dan jumlah bit redudansi yang diperlukan lebih sedikit dibanding dengan level 1 (mirroring), sedangkat kekurangannya yaitu perlu adanya perhitung paritas bit sehingga perubahan data memerlukan waktu yang lebih lama dan level ini juga termasuk penerapan yang biayanya cukup mahal karena memerlukan disk yang khusus.



RAID level 3 juga menggunakan teknik akses paralel, bedanya disini memerlukan sebuah disk redundan sesuai berapapun jumlah kumpulan disknya, sehingga sudah tidak menggunakan ECC. Kelebihannya yaitu akses dara lebih cepat karena pembacaan tiap bit dilakukan pada beberapa disk (paralel), sedangkan kelemahannya yaitu masih perlu ada perhitungan dan penulisan paritas bit akibat performa yang lebih rendah dibandingkan yang tidak menggunakan paritas bit.


RAID level 4 merupakan penggabungan dengan paritas blok interleaved yaitu menggunakan striping data pada level blok. Kecepatan transfer untuk membaca dan menulisnya tinggi karena paritasnya berbentuk paralel. Kelebihannya yaitu terdapatnya paritas blok, sedangkan kekurangannya yaitu akses perblok hanya menggunakan 1 disk.


RAID level 5 merupakan paritas blok interleved tersebar. Data dan paritas disebar pada semua disk termasuk disk tambahan. Sebuah paritas blok tidak disimpan pada disk yang sama deng blok-blok data yang bersangkutan, karena itu dapat menyebabkan data hilang bersama paritasnya dan data tidak dapat diperbaiki. Kelebihannya sama seperti RAID level 4 yaitu terdapatnya paritas blok dan penyebaran paritas, sedangkan kelemahannya yaitu perlunya mekanisme tambahan untuk perhitungan lokasi dari paritas sehingga akan mempengaruhi kecepatan dalam pembacaan blok maupun penulisannya.



RAID level 6 yang dapat disebut juga redudansi P+Q, yang dapat menyimpan informasi redudan tambahan untuk mengantisipasi kegagalan dari beberapa disk sekaligus. Kelebihannya yaitu kehandalan data yang sangat tinggi karena untuk menyebabkan data hilang, kegagalan harus terjadi pada 3 buah disk dalam rata-rata data mean time to repair (MTTR), sedangkan kelemahannya yaitu pinalti waktu pada saat penulisan data karena setiap penulisan yang dilakukan akan mempengaruhi dua buah paritas blok.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar